Masih kurangnya model simulasi swasembada kedelai berbasis web yang mudah diakses, merupakan salah satu kendala bagi pengguna (utamanya para pengambil kebijakan), yang membutuhkan kecepatan dan ketepatan informasi dalam proses pengambilan keputusan, baik untuk tujuan praktis manajemen atau menentukan penelitian yang dibutuhkan.
Model simulasi swasembada kedelai (SIWAKA.INS) berbasis web telah dikembangkan di Laboratorium System Dynamic Balitkabi untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dimulai dari Januari hingga Februari 2018 (Gambar 1) – (Tastra et. al. 2018).
Asumsi yang digunakan dalam model SIWAKA.INS adalah bahwa semua kedelai yang dihasilkan petani mampu ditampung oleh BULOG pada tingkat harga yang layak ekonomis. Bahan yang digunakan adalah skrip program simulasi SIWAKA.SIM (Tastra et. al. 2012), open source program simulasi Insight maker.com.
Validasi penulisan model simulasi swasembada kedelai (SIWAKA.SIM) dalam Insight maker.com (selanjutnya disebut SIWAKA.INS), menunjukkan bahwa untuk simulasi tingkat swasemda kedelai (TSKDL), diperoleh R2 = 1 dengan nilai RMSE=4,88 e-14 ton.
Berdasarkan hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa inovasi model simulasi SIWAKA.INS cukup layak untuk diterapkan dalam memperkirakan tercapainya swasembada kedelai nasional.
SIWAKA.INS bersifat open source dan dapat diakses di http://insightmaker.com/insight/65139/SIWAKA-INS, mengikuti diagram alir pada (Gambar 2). Dengan demikian, pengguna dapat mengembangkan lebih lanjut program SIWAKA.INS sesuai dengan Agro–ekosistem sentra produksi kedelai nasional, dalam memilih kombinasi input yang optimal.

Gambar 1. Diagram model simulasi swasembada kedelai (SIWAKA.INS) (keterangan simbol pada Lampiran 1)

Gambar 2. Prosedur penggunaan model simulasi SIWAKA.INS dengan syarat pengguna sudah Log- In di http://insightmaker.com
PUSTAKA
Tastra, I.K., E. Ginting, dan G.S.A.Fatah. 2012. Menuju swasembada kedelai melalui penerapan kebijakan yang sinergis. IPTEK TanamanPangan Vol. 7 (1) : 47–57.
________, F.R. Abadi, dan B.S. Kuncoro. 2018. Pengembangan Model Simulasi Swasembada Kedelai Berbasis Web. Laporan internal laboratorium System Dynamic. Balitkabi.
Lampiran 1. Keterangan simbol peubah dan parameter model simulasi SIWAKA.INS.
Simbol | Keterangan | Unit |
JMPDK | Jumlah Penduduk | juta jiwa |
KONP | Tingkat Konsumsi Kedelai | kg/ kapita/ tahun |
KOKDL | Total Konsumsi Kedelai Nasional | juta ton |
LAKDL | Luas Areal Kedelai Nasional | ha |
HSKDL | Rata–rata Tingkat Hasil Kedelai Nasional | t/ ha |
PRKDL | Total Produksi Kedelai Nasional | juta ton |
LAJUY | Persentase Peningkatan Produktivitas Kedelai Nasional | %/ tahun |
KTBNH | Faktor Tingkat Ketersediaan Benih ( 0 = tak tersedia ; 1 = tersedia ) | – |
RYIELD | Laju Peningkatan Hasil Kedelai | t/ ha/ tahun |
RHKDL | Laju Tingkat Kehilangan Hasil Pascapanen | t/ ha/ tahun |
KHKDL | Persentase Tingkat Kehilangan Hasil Pascapanen per Tahun | %/ tahun |
RAKDL | Laju Perluasan Areal Kedelai Nasional | ha/ tahun |
KEBHR | Kebijakan Harga Kedelai di Tingkat Petani dan Pengrajin ( 0 = tak ada ; 1 = ada ) | – |
PPA | Program Perluasan Areal Kedelai Nasional | %/ tahun |
RTPDK | Laju Peningkatan Jumlah Penduduk | jiwa/ tahun |
KB | Laju Peningkatan Jumlah Penduduk | %/ tahun |
TKES | Faktor Tingkat Kesehatan Masyarakat ( 0 = tak terjamin ; 1 = kesehatan terjamin ) | – |
LAJUK | Peningkatan Konsumsi Kedelai | %/ tahun |
RLAJUK | Laju Konsumsi Kedelai Nasional | kg/ kapita/ tahun |
PFUN | Faktor Pengembangan Pangan Fungsional Berbasis Kedelai ( 0 = tak berkembang ; 1 = berkembang ) | – |
TSKDL | Tingkat Swasembada Kedelai ( – = belum swasembada ; >= 0 = sudah swasembada ) | – |
I. K. Tastra, F. R. Abadi, dan B. S. Kuncoro