Hasil pengamatan penyebaran status hama/penyakit di daerah sentra produksi kedelai di Jawa Timur memperoleh 11 jenis hama penting, 14 jenis hama kurang penting, dua jenis vektor penyakit virus, dan 16 jenis sebagai penyakit penting pada tanaman kedelai. Penyebaran dan status hama/penyakit tersebut beragam menurut lokasi, dipengaruhi oleh pola tanam, ragam musim setempat dan keberadaan tanaman-tanaman inang, baik inang utama maupun inang alternatifnya.
Hama dan Penyakit Penting
Hasil pengamatan penyebaran status hama/penyakit di daerah sentra produksi kedelai di Jawa Timur memperoleh 11 jenis hama penting, 14 jenis hama kurang penting, dua jenis vektor penyakit virus, dan 16 jenis sebagai penyakit penting pada tanaman kedelai. Penyebaran dan status hama/penyakit tersebut beragam menurut lokasi, dipengaruhi oleh pola tanam, ragam musim setempat dan keberadaan tanaman-tanaman inang, baik inang utama maupun inang alternatifnya.
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa telah terjadi pergeseran dan dominasi jenis hama kedelai di Jawa Timur. Hama wereng kedelai P. inclusa yang pernah menjadi hama penting pada tanaman kedelai, pada saat survai 2005 tidak lagi ditemukan. Demikian pula ulat grayak, lalat batang, lalat pucuk, ulat tanah, dan kumbang kuning tidak selalu ditemukan pada saat pengamatan. Tetapi hama penggerek polong Etiella zinckenella dan hama pengisap polong (Riptortus linearis, Nezara viridula dan Piezodorus hybneri) selalu ditemukan di seluruh Jawa Timur, sehingga menjadi ancaman bagi budidaya kedelai di Jawa Timur.
Berdasarkan intensitas serangannya, penyakit karat daun, downy mildew, bercak daun, dan bakteri pustule berstatus penting di Jawa Timur. Namun komposisi tersebut dapat berubah menurut lokasi dan tanaman inang. Berdasarkan luas daerah penyebaran dan tingkat serangan dapat dikemukakan bahwa: karat daun, bercak daun, downy mildew, bakteri pustule, dan Sclerotium rolfsii berstatus penting. Penyakit utama pada tanaman kedelai tampaknya masih didominasi penyakit karat daun.
Jenis hama penting pada tanaman kedelai di Indonesia.
No. | Jenis hama penting | Tahun 1980-an *) | Tahun 2005 **) |
1. | Lalat kacang | Ophiomyia phaseoli (+++) | Ophiomyia phaseoli |
2. | Ulat grayak | Spodoptera litura (+++) | Spodoptera litura |
3. | Kutu kebul | Bemisia tabaci (+++) | Bemisia tabaci (++)a |
4. | Kumbang daun kedelai | Phaedonia inclusa (+++) | |
5. | Pemakan polong | Helicoverpa sp. (+++) | Helicoverpa armigera |
6. | Penggerek polong | Etiella spp. (+++) | Etiella zinckenella (+++) |
7. | Kepik coklat | Riptortus linearis (+++) | Rhiptortus linearis (+++) |
8. | Kepik hijau | Nezara viridula (+++) | Nezara viridula (+++) |
9. | Kutu cabuk | Aphis glycines (++) | Aphis glycines (++) b |
10. | Ulat jengkal | Chrysodeixis chalcites (++) | Chrysodeixis chalcites |
11. | Penggulung daun | Lamprosema indicata (++) | Lamprosema indicata |
12. | Kepik hijau pucat | Piezodorus hybneri (++) | Piezodorus hybneri ++ |
13. | Lalat pucuk | Melanagromyza sojae (+) | |
14. | Lalat batang | M.dolichostigma (+) | |
15. | Ulat tanah | Agrotis spp. (+} | |
16. | Kumbang kuning | Longitarsus suturellinus (+) |
Sumber: *) Data diolah dari (Tengkano & Suhardjan, 1985);
**) Data hasil penelitian berdasarkan daerah penyebaran di Jawa Timur (2005). + : kurang membahayakan kehadirannya saat itu;
++ : membahayakan kehadirannya saat itu;
+++ : sangat membahayakan kehadirannya saat itu.
a & b : vektor penyakit virus
Jenis penyakit kedelai dan tingkat serangannya di berbagai lokasi pengamatan di Jawa Timur.
No | Jenis penyakit | Intensitas serangan (%) |
1. | Downy mildew | 30,28 |
2. | PSTV | 25,15 |
3. | Karat daun (Phakopsora pachyrhizi) | 22,66 |
4. | Penyakit becak daun (Cladosporium) | 20,2 |
5. | Tular tanah (R. Solani) | 15,5 |
6. | Layu bakteri (Xanthomonas campestris) | 14,45 |
7. | Becak daun (Septoria glycines) | 13 |
8. | Sclerotium rolfsii | 8,61 |
9. | Aspergilus flavus | 5,75 |
10. | Aspergilus niger | 3,25 |
Potensi Agens Hayati Untuk Hama dan Penyakit Kedelai
Dari koleksi musuh alami jamur antagonis bagi penyakit Trichoderma sp. dan P. fluorescence, masing-masing diperoleh 26 dan 19 isolat. Di antaranya 14 isolat Trichoderma potensial dan efektif, dan enam isolat P. fluoresecens efektif untuk penyakit tular tanah Sclerotium dan Fusarium. Selain itu juga ditemukan 14 isolat SlNPV (Spodoptera litura Nuclear Polyhedrosis Virus), empat isolat di antaranya dapat dikembangkan untuk pengendalian ulat grayak S. litura, dan lima isolat HaNPV (Heliothis armigera Nuclear Polyhedrosis Virus) yang efektif untuk pengendalian H. armigera. Seluruh hasil koleksi tersebut masih diidentifikasi dan untuk pengamatan lebih lanjut.
Untuk jamur antagonis penyakit, diperoleh dua isolat dari genus Trichoderma, yaitu T. konignii dan T. harzianum sebagai antagonis jamur tular tanah Sclerotium rolfsii dan Fusarium sp. yang mampu menekan pertumbuhan jamur tular tanah tersebut sampai 70%. Selain itu diperoleh sepuluh isolat bakteri antagonis tular tanah Pseudomonas fluorescens (Pf) yang mampu menekan pertumbuhan jamur Fusarium sp. sampai 63%, dan terhadap penyakit layu S. rolfsii, Pf mampu menekan pertumbuhan jamur sampai 37%.
Jenis agens hayati hasil survei pada tanaman kedelai di Jawa Timur.
No. | Jenis agens hayati | Jumlah isolat |
Isolat efektif |
Isolat sangat efektif |
||
1. | Cendawan entomopatogen | |||||
a. Penicillium sp. | 2 | 0 | 0 | |||
b. Paecilomyces sp. | 3 | 0 | 0 | |||
c. Beauveria isp. | 3 | 1 | 0 | |||
d. Metarhizium sp. | 1 | 1 | 0 | |||
e. Fusarium sp. | 5 | 0 | 0 | |||
f. Hirsutella sp. | Tidak tumbuh | – | – | |||
g. Aspergillus sp. | 3 | 0 | 0 | |||
2. | NPV | |||||
a. HaNPV | 5 | 2 | 3 | |||
b. SlNPV | 14 | 3 | 1 | |||
3. | Cendawan antagonis | |||||
a. Trichoderma sp. | 26 | 10 | 4 | |||
b. Pseudomonas fluorescens | 19 | 4 | 2 |